Jumat, 18 Juli 2025

Tauhid dan Koding Islami - Kang Asep

Tauhid dalam Al Qur'an & Sunnah sebagai Fondasi Koding Islami

oleh: Kang Asep Gunawan - Kuningan

Kita maksimalkan kreativitas! Bukankah itu misi kita menumbuhkan DPL (Dimensi Profil Lulusan)? Kali ini kita coba membumikan koding ke dalam bahasa tauhid dan hadits Nabi SAW. Santuy, lucu, tapi tetap inspiratif dan bermakna.

Kalimat Tauhid:
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ (Laa ilaaha illaa Allah)

  • LAA = tidak ada → 0
  • ILAAHA = tuhan → 1
  • ILLAA = kecuali → -

Jadi: 0 + 1 - AllahAllah = 0 + 1 = 1

Pas banget dengan firman Allah: Qul Huwa Allahu Ahad - Katakanlah! DIA itu Allah Yang Esa.

"Hendaklah kamu jujur, karena jujur membawa pada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari)

  • JUJUR = A
  • KEBAIKAN = B
  • SURGA = C

Flow: A → B → C atau sederhananya: IF A THEN CJUJUR = SURGA

Islam sangat dekat dengan semangat koding: logis, bertahap, terstruktur, dan punya tujuan besar. Koding bukan monster. Justru Islam memuliakan logika dan dzikir dalam satu tarikan nafas keimanan.

Yuk, belajar koding pelan-pelan dari hal yang dekat dengan hidup dan iman kita!

 



Rumus Sakti Pembelajaran Mendalam - Kang Asep Gunawan Kuningan

Rumus Sakti Pembelajaran Mendalam

(Kang Asep Gunawan Kuningan)

Ini bukan sandi rahasia, jadi ngapain pula musti dirahasiain tapi ini rumus glowing buat kita sebelum kasih pendampingan perihal bikin pembelajaran makin dalem, relate dan pastinya seru!

"Sayang, hubungan kita akhir-akhir ini kok kayak rumus 8-3-3-4 yang amat mudah aku ingat… 8334"

  • 8x aku bersabar tiap kamu bilang: "sebentar lagi, kok.."
  • 3x aku nahan sesuatuku, saat nunggu sesuatumu belum selesai,
  • 3x bantuin cuci piring buat ngademin suasana, wkwkwk dan..
  • 4x peluk kamu tiap kamu ngambek tersebab beban hidup kita tak makin ringan, hehe."

Ya udah sayang, aku cuma mo terimakasih untuk kamu yang tak pernah ketinggalan 8 roka'at tahajjud dan 3 roka'at witir sebagai penutup malam, selain tentunya selalu mengawali malam kita dengan 3 roka'at Maghrib dan 4 roka'at 'Isya. Tuh kan muncul lagi rumus 8-3-3-4 nya, hehehe?

Ya, 8334 :

  • 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL)
  • 3 Prinsip Pembelajaran Mendalam
  • 3 Tahap Pengalaman Belajar: Memahami, Mengaplikasi dan Merefleksi.
  • 4 Pilar atau Penopang Pembelajaran Mendalam

8 Dimensi Profil Lulusan (DPL)

Ini nih tujuan akhirnya: anak didik kita pengen jadi manusia dengan karakter keren kayak gini…

  1. Beriman & Bertakwa

    Misal: Sebelum belajar, siswa biasa bareng-bareng doa, dan guru kasih nilai-nilai kebaikan di setiap materi, kayak jujur pas ngerjain tugas.

  2. Kewargaan alias Berkebinekaan Global

    Misal: Pas pelajaran IPS, anak-anak bahas budaya 'Arab vs Indonesia sambil nonton video animasi Unta and Komodo bareng.

  3. Berpikir Kritis

    Misal: Guru kasih soal, “Kenapa menurutmu sampah di sekolah makin banyak?” dan anak diminta cari solusi (dirangsang mikir lah!).

    Menurut Anda, dari kasus sampah di sekolah, poin "Berpikir Kritis" ini paling cocok untuk melatih skill apa pada siswa?

  4. Kreatif

    Misal: Anak didik kita bikin poster digital tentang hemat air pakai aplikasi Canva yang udah pernah kita latihkan. Masa iya sih chromebook sekolah cuma buat ANBK doank, hehe..

  5. Bisa Kerja Sama (Kolaboratif)

    Misal: Ngerjain proyek kelompok bikin vlog/TikTok kebersihan kelas.

  6. Mandiri

    Misal: Anak terbiasa nyiapin alat belajarnya sendiri, dan bisa belajar tanpa disuruh-suruh terus.

  7. Sehat Jasmani & Rohani

    Misal: Tiap Jumat ada senam, dan guru bikin sesi ngobrol santai tentang perasaan. Eh, tiap Sabtu aza ya, sorry Jum'atnya kan dipake olahRAGA eh olah HATI dengan kegiatan ke-PAI-an yang boleh dianggap kokurikuler lintas mapel. Jadi guru non PAI juga gabung yaa... hehehe.

  8. Komunikatif

    Misal: Siswa terbiasa presentasi atau kasih pendapat di kelas dengan sopan and pede.

3 Prinsip Pembelajaran Mendalam

Ini ruh-nya… biar belajar tuh bukan sekadar isi otak, tapi nyentuh hati juga!

  1. Berkesadaran

    Misal: Saat belajar tentang lingkungan, anak diajak jalan ke taman, lihat kondisi sekitar, lalu diskusi: “Apa peran kita buat bumi yang telah diciptakan Allah SWT?” kenapa Sang Pencipta bumi berfirman: "walaatufsiduu fiel ardh please, jangan bikin kerusakan di bumi!" (apalagi setelah bumi ditata baik oleh-Nya masa ya dirusak kembali oleh manusia?)

  2. Bermakna

    Misal: Belajar matematika pecahan lewat bikin kue. Anak langsung ngerti karena langsung praktik bagi-bagi adonan bahkan sebelum guru PAI jelaskan bagian warisan sesuai Al Qur'an surat An Nisa, maka ajak anak didik kita potong-potong pizza dulu biar belajar bareng konsep pecahan. Eh, pizza 1 lingkaran jadi 8, pantesan aza si ibunya kebagi cuma ⅛ karena si Ayah yang wafat ninggalin anak-anak yang masih hidup, hehehe.

  3. Menggembirakan

    Misal: Guru nyelipin game Kahoot atau bikin kuis pake wayground/QUIZIZZ ato koding di Canva AI, sambil bercanda biar kelas hidup.

3 Tahap Pengalaman Belajar

Namanya belajar mendalam itu gak instan, dwonk... ada prosesnya bro!

  1. Paham Dulu laah (MEMAHAMI)

    Contoh: Pas belajar tata surya, anak kita diajak nonton video animasi dan diskusi bareng. Warzuqny FAHMAN! Duhai Robb kasih aku PEMAHAMAN YANG BAIK DAN SELAMAT dwoonk..

  2. Coba Langsung (MENGAPLIKASI)

    Contoh: Mereka bikin model tata surya dari styrofoam dan benang.

  3. Refleksi

    Contoh: Setelah itu, mereka cerita: “Ternyata bumi tuh kecil banget ya dibanding matahari…” DPL: ya Iyya laah, makanya nggak ada alasan buat kita sombong, kan?

4 Pilar atau Penopang Pembelajaran Mendalam

Ini kayak fondasi rumah... biar proses belajarnya kokoh dan asyik!

  1. Gaya Ngajar Keren (Pedagogik Aktif)

    Misal: Guru gak cuma ceramah, tapi ngajak diskusi, simulasi, debat kecil, atau roleplay.

  2. Lingkungan Belajar Aman & Asyik

    Misal: Kelas dihias rame-rame, ada pojok baca, kaligrafi Asmaul Husna, dan murid boleh berekspresi tanpa takut di-judge.

  3. Teknologi Bikin Belajar Lebih Seru

    Misal: Gunain AI kayak Canva Magic Write, ChatGPT buat nyari ide cerita atau skrip drama sekolah misal tema Kisah Nabi Muhammad Saw periode Makkah!

  4. Belajar Bareng Orang Lain (Kemitraan)

    Misal: Orang tua dilibatkan pas proyek anak, atau anak diajak kunjungan ke toko, bank, atau peternakan sekitar.

Catatan Akhir yang Ngena Banget

Rumus 8-3-3-4 ini bisa jadi kompas keren buat kita sebagai guru and ortu zaman now saat nyusun Modul Ajar/RPP atau buat shohib-shohib para pengawas yang mau supervisi kelas. Apalagi kalau udah disambungin sama AI dan teknologi kekinian, dijamin pembelajaran makin hidup dan relevan!

Kuningan, Jum'at Pagi 18 Juli 2025 Masehi.

SemogaBermanfaat

KangAsep_085864675753

Komentar & Diskusi

Admin Blog

Terima kasih sudah mampir! Yuk, diskusi lebih lanjut tentang rumus sakti ini.

18 Juli 2025

© 2025 Blog Inspiratif. Semua Hak Cipta Dilindungi.

Rumus Sakti Pembelajaran Mendalam - Kang Asep Gunawan Kuningan

Rumus Sakti Pembelajaran Mendalam

(Kang Asep Gunawan Kuningan)

Diagram Pembelajaran Mendalam

Ini bukan sandi rahasia, jadi ngapain pula musti dirahasiain tapi ini rumus glowing buat kita sebelum kasih pendampingan perihal bikin pembelajaran makin dalem, relate dan pastinya seru!

"Sayang, hubungan kita akhir-akhir ini kok kayak rumus 8-3-3-4 yang amat mudah aku ingat… 8334"

  • 8x aku bersabar tiap kamu bilang: "sebentar lagi, kok.."
  • 3x aku nahan sesuatuku, saat nunggu sesuatumu belum selesai,
  • 3x bantuin cuci piring buat ngademin suasana, wkwkwk dan..
  • 4x peluk kamu tiap kamu ngambek tersebab beban hidup kita tak makin ringan, hehe."

Ya udah sayang, aku cuma mo terimakasih untuk kamu yang tak pernah ketinggalan 8 roka'at tahajjud dan 3 roka'at witir sebagai penutup malam, selain tentunya selalu mengawali malam kita dengan 3 roka'at Maghrib dan 4 roka'at 'Isya. Tuh kan muncul lagi rumus 8-3-3-4 nya, hehehe?

Ya, 8334 :

  • 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL)
  • 3 Prinsip Pembelajaran Mendalam
  • 3 Tahap Pengalaman Belajar: Memahami, Mengaplikasi dan Merefleksi.
  • 4 Pilar atau Penopang Pembelajaran Mendalam

8 Dimensi Profil Lulusan (DPL)

Ini nih tujuan akhirnya: anak didik kita pengen jadi manusia dengan karakter keren kayak gini…

  1. Beriman & Bertakwa

    Misal: Sebelum belajar, siswa biasa bareng-bareng doa, dan guru kasih nilai-nilai kebaikan di setiap materi, kayak jujur pas ngerjain tugas.

  2. Kewargaan alias Berkebinekaan Global

    Misal: Pas pelajaran IPS, anak-anak bahas budaya 'Arab vs Indonesia sambil nonton video animasi Unta and Komodo bareng.

  3. Berpikir Kritis

    Misal: Guru kasih soal, “Kenapa menurutmu sampah di sekolah makin banyak?” dan anak diminta cari solusi (dirangsang mikir lah!).

    Menurut Anda, dari kasus sampah di sekolah, poin "Berpikir Kritis" ini paling cocok untuk melatih skill apa pada siswa?

  4. Kreatif

    Misal: Anak didik kita bikin poster digital tentang hemat air pakai aplikasi Canva yang udah pernah kita latihkan. Masa iya sih chromebook sekolah cuma buat ANBK doank, hehe..

  5. Bisa Kerja Sama (Kolaboratif)

    Misal: Ngerjain proyek kelompok bikin vlog/TikTok kebersihan kelas.

  6. Mandiri

    Misal: Anak terbiasa nyiapin alat belajarnya sendiri, dan bisa belajar tanpa disuruh-suruh terus.

  7. Sehat Jasmani & Rohani

    Misal: Tiap Jumat ada senam, dan guru bikin sesi ngobrol santai tentang perasaan. Eh, tiap Sabtu aza ya, sorry Jum'atnya kan dipake olahRAGA eh olah HATI dengan kegiatan ke-PAI-an yang boleh dianggap kokurikuler lintas mapel. Jadi guru non PAI juga gabung yaa... hehehe.

  8. Komunikatif

    Misal: Siswa terbiasa presentasi atau kasih pendapat di kelas dengan sopan and pede.

3 Prinsip Pembelajaran Mendalam

Ini ruh-nya… biar belajar tuh bukan sekadar isi otak, tapi nyentuh hati juga!

  1. Berkesadaran

    Misal: Saat belajar tentang lingkungan, anak diajak jalan ke taman, lihat kondisi sekitar, lalu diskusi: “Apa peran kita buat bumi yang telah diciptakan Allah SWT?” kenapa Sang Pencipta bumi berfirman: "walaatufsiduu fiel ardh please, jangan bikin kerusakan di bumi!" (apalagi setelah bumi ditata baik oleh-Nya masa ya dirusak kembali oleh manusia?)

  2. Bermakna

    Misal: Belajar matematika pecahan lewat bikin kue. Anak langsung ngerti karena langsung praktik bagi-bagi adonan bahkan sebelum guru PAI jelaskan bagian warisan sesuai Al Qur'an surat An Nisa, maka ajak anak didik kita potong-potong pizza dulu biar belajar bareng konsep pecahan. Eh, pizza 1 lingkaran jadi 8, pantesan aza si ibunya kebagi cuma ⅛ karena si Ayah yang wafat ninggalin anak-anak yang masih hidup, hehehe.

  3. Menggembirakan

    Misal: Guru nyelipin game Kahoot atau bikin kuis pake wayground/QUIZIZZ ato koding di Canva AI, sambil bercanda biar kelas hidup.

3 Tahap Pengalaman Belajar

Namanya belajar mendalam itu gak instan, dwonk... ada prosesnya bro!

  1. Paham Dulu laah (MEMAHAMI)

    Contoh: Pas belajar tata surya, anak kita diajak nonton video animasi dan diskusi bareng. Warzuqny FAHMAN! Duhai Robb kasih aku PEMAHAMAN YANG BAIK DAN SELAMAT dwoonk..

  2. Coba Langsung (MENGAPLIKASI)

    Contoh: Mereka bikin model tata surya dari styrofoam dan benang.

  3. Refleksi

    Contoh: Setelah itu, mereka cerita: “Ternyata bumi tuh kecil banget ya dibanding matahari…” DPL: ya Iyya laah, makanya nggak ada alasan buat kita sombong, kan?

4 Pilar atau Penopang Pembelajaran Mendalam

Ini kayak fondasi rumah... biar proses belajarnya kokoh dan asyik!

  1. Gaya Ngajar Keren (Pedagogik Aktif)

    Misal: Guru gak cuma ceramah, tapi ngajak diskusi, simulasi, debat kecil, atau roleplay.

  2. Lingkungan Belajar Aman & Asyik

    Misal: Kelas dihias rame-rame, ada pojok baca, kaligrafi Asmaul Husna, dan murid boleh berekspresi tanpa takut di-judge.

  3. Teknologi Bikin Belajar Lebih Seru

    Misal: Gunain AI kayak Canva Magic Write, ChatGPT buat nyari ide cerita atau skrip drama sekolah misal tema Kisah Nabi Muhammad Saw periode Makkah!

  4. Belajar Bareng Orang Lain (Kemitraan)

    Misal: Orang tua dilibatkan pas proyek anak, atau anak diajak kunjungan ke toko, bank, atau peternakan sekitar.

Catatan Akhir yang Ngena Banget

Rumus 8-3-3-4 ini bisa jadi kompas keren buat kita sebagai guru and ortu zaman now saat nyusun Modul Ajar/RPP atau buat shohib-shohib para pengawas yang mau supervisi kelas. Apalagi kalau udah disambungin sama AI dan teknologi kekinian, dijamin pembelajaran makin hidup dan relevan!

Kuningan, Jum'at Pagi 18 Juli 2025 Masehi.

SemogaBermanfaat

KangAsep_085864675753

Komentar & Diskusi

Admin Blog

Terima kasih sudah mampir! Yuk, diskusi lebih lanjut tentang rumus sakti ini.

18 Juli 2025

© 2025 Blog Inspiratif. Semua Hak Cipta Dilindungi.

Rabu, 16 Juli 2025

Pelajaran Hidup dari Desa: Lebih dari Main Biasa!

Pelajaran Berharga dari Bermain di Desa: Lebih dari Sekadar Hiburan!

"Main itu bukan cuma buat senang-senang. Banyak banget skill penting untuk bertahan hidup yang justru lahir dari sana!"

Bocah kampung seringnya diajarin banyak hal penting lewat permainan. Mereka belajar beradaptasi, memecahkan masalah, bekerja sama, dan berpikir kritis. Ini adalah "sekolah" terbaik tanpa disadari!


1. Adaptasi: Berani Kotor, Berani Hidup!

Anak kota mungkin awalnya kagok saat disuruh main di sawah atau kebun, takut kotor dan lumpur. Tapi lambat laun, mereka akan terbiasa. Mereka belajar melompati parit, memanjat pohon jambu yang licin, atau membangun benteng dari bambu.

Skill Hidup yang Terasah:

  • Mandiri dan tidak manja.
  • Mampu bertahan di lingkungan baru.
  • Peka terhadap kondisi alam sekitar.

Coba Tebak! Jika kamu tiba-tiba harus tinggal di desa, skill apa yang paling pertama kamu butuhkan?


2. Problem Solving: Kreatif dan Anti-Menyerah

Gimana kalau mau main layangan tapi enggak punya benang gelasan? Anak desa akan putar otak: cari benang bekas, gulung ulang, lalu kasih beling halus. Bola bocor? Jangan khawatir, mereka bisa bikin bola dadakan dari plastik kresek dan karet gelang.

Skill Hidup yang Terasah:

  • Kreatif mencari solusi.
  • Pantang menyerah.
  • Memiliki daya juang tinggi.

3. Kerja Sama Tim: Solidaritas Itu Penting!

Permainan seperti gobak sodor, bentengan, atau galah asin enggak bisa dimenangkan sendirian. Anak-anak belajar mengatur strategi, membagi peran—siapa yang jaga, siapa yang mancing lawan—dan saling percaya satu sama lain.

Skill Hidup yang Terasah:

  • Kemampuan kerja sama tim.
  • Komunikasi efektif.
  • Membangun solidaritas dan kepercayaan.

Game Simulasi Kerjasama! Coba bayangkan kamu dan 3 temanmu harus memindahkan batu besar. Apa langkah pertama yang kalian lakukan?


4. Berpikir Kritis & Analitis: Otak Diasah Saat Bermain

Ketika main petak umpet, mereka akan menganalisis: "Kalau ngumpet di balik tumpukan jerami, bakal kelihatan enggak ya?" Atau saat main egrang bambu: "Gimana caranya biar gak jatuh? Oh, berat badan harus seimbang." Dari permainan, mereka belajar berpikir, mencoba, dan memahami prinsip sebab-akibat secara alami.

Skill Hidup yang Terasah:

  • Berpikir kritis.
  • Menganalisis situasi.
  • Belajar dari kesalahan.

"Bermain di desa itu bukan sekadar seru, tapi juga ngajarin kita cara mikir, cara nyari solusi, dan cara hidup bareng orang lain."

Jadi, kalau kamu lihat anak-anak main lumpur atau kejar-kejaran, jangan buru-buru bilang "enggak penting." Bisa jadi, itulah "sekolah" paling jujur dan seru yang melatih mereka untuk menghadapi kehidupan!


Relevansi dengan Guided Play dan Teladan Nabi Muhammad SAW

Konsep "bermain" ini sebenarnya sejalan dengan Guided Play—metode belajar berbasis permainan di mana anak bebas bereksplorasi namun tetap dalam arahan halus dari pendidik atau orang dewasa. Ini adalah kombinasi antara kebebasan bermain anak dengan bimbingan lembut.

Bahkan, jauh sebelum konsep modern ini muncul, Nabi Muhammad SAW sudah memberikan teladan luar biasa tentang pentingnya membiarkan anak-anak bermain dan menghargai dunia mereka:

  • Nabi Membiarkan Anak-Anak Bermain di Masjid
    Riwayat Abu Qatadah menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ shalat sambil menggendong cucunya, Umamah binti Zainab. Saat sujud, beliau meletakkannya, dan saat bangun, beliau menggendongnya kembali. Ini menunjukkan toleransi dan kelembutan beliau terhadap anak-anak, bahkan di tempat ibadah sekalipun, memaklumi bahwa bermain adalah bagian dari dunia mereka.
  • Nabi Tertawa Melihat Anak-Anak Habasyah Bermain Tombak di Masjid
    Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau melihat Rasulullah ﷺ menutupi Aisyah dengan selendangnya agar bisa menyaksikan orang-orang Habasyah bermain tombak di masjid. Nabi bahkan berdiri menemani Aisyah sampai bosan. Ini adalah contoh bagaimana Nabi menghargai minat anak-anak dan memberikan ruang bagi mereka untuk bermain.
  • Hasan dan Husain Naik ke Punggung Nabi saat Beliau Sujud
    Syaddad bin Al-Had meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ sedang sujud, lalu Hasan atau Husain menaiki punggung beliau. Nabi tidak menghentikannya sampai anak itu turun sendiri. Ini menunjukkan betapa Nabi tidak memarahi atau melarang, bahkan menunda gerakan shalat untuk menghargai momen bermain anak-anak.

Melalui teladan ini, kita belajar bahwa bermain, apalagi di lingkungan alami seperti desa, adalah proses belajar yang sangat efektif dan perlu didukung.

Setuju banget!

Guru-guru yang dampingin anak-anak di pelosok desa itu fix harus banget bersyukur. Gimana enggak, alam pedesaan itu udah kayak "laboratorium" gede buat anak-anak main sambil belajar. Mereka bisa belajar banyak skill hidup yang enggak ada di buku pelajaran.

Bayangin aja, mereka belajar adaptasi sama lingkungan, muter otak nyari solusi pas lagi kepepet, kerja sama tim pas main gobak sodor, sampe mikir kritis waktu lagi manjat pohon. Semua itu pelajaran mahal yang cuma bisa didapetin langsung dari "sekolah" alam.

Jadi, para guru di sana bukan cuma ngajarin teori di kelas, tapi juga bisa manfaatin alam sebagai "media belajar" paling ampuh. Ini justru nilai plus yang gokil banget dibanding sekolah di kota!

© 2025 Blog Inspiratif. Semua Hak Cipta Dilindungi.

INSTRUMEN MONITORING MPLS TAHUN PELAJARAN 2025-2026

Instrumen Monitoring MPLS

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUNINGAN
Jalan Otto Iskandardinata No. 87 Kuningan 45511
Telepon (0232) 871032 – 871069 ; Faksimile (0232) 871069

INSTRUMEN MONITORING MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)

TAHUN PELAJARAN 2025 - 2026

Nama Sekolah: ______________________

A. PERSIAPAN
  1. Juknis MPLS (Pusat, Propinsi, Daerah)
  2. Sosialisasi Juknis MPLS
  3. Jadwal Pelaksanaan MPLS
  4. Pembentukan Panitia MPLS
  5. Menetapkan Surat Keputusan
  6. Menetapkan Daya Tampung
  7. Menyediakan Formulir MPLS
  8. Administrasi Keuangan
B. PELAKSANAAN
  1. Pencatatan Murid yang mendaftar
  2. Pelaksanaan MPLS dilakukan secara adil, terbuka demokratis
  3. Kesesuaian Daya Tampung (Jumlah Murid/rombel/ruang belajar)
  4. Keamanan dan Ketertiban MPLS
  5. Kesesuaian JALUR MPLS (Domisili, Afirmasi, Mutasi & Prestasi)
  6. Penyelesaian Masalah Pelaksanaan MPLS
C. PELAPORAN
  1. Pengumuman hasil seleksi
  2. Nama Murid yang diterima diumumkan di papan pengumuman
  3. Jumlah Murid yang diterima 134 Orang
  4. Membuat Laporan Murid yang diterima

JUMLAH SKOR : __________________

TOTAL SKOR PEROLEHAN : __________________

KRITERIA

DATA PENERIMAAN MURID BARU

Uraian JUMLAH
Jumlah Murid yang MENDAFTAR
Jumlah Murid yang DITERIMA
Jumlah Murid yang DITERIMA JALUR DOMISILI
Jumlah Murid yang DITERIMA JALUR AFIRMASI
Jumlah Murid yang DITERIMA JALUR MUTASI
Jumlah Murid yang DITERIMA JALUR PRESTASI
CATATAN :

Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100 % / 54

Ketercapaian :
  • 86% – 100% = Baik Sekali
  • 70% – 85% = Baik
  • 55% – 69% = Cukup
  • Di bawah 55% = Kurang

Kuningan, Juli 2025

Mengetahui
Kepala Sekolah

Pengawas PAI
ASEP GUNAWAN, M.Pd.I
NIP. 197702192008011007

Selasa, 15 Juli 2025

Koding HTML buat JAM WAKTU PENGINGAT SHALAT

Pengingat Waktu Shalat WIB
Pengingat Waktu Shalat
Waktu Shalat Berikutnya: --:--

Pembelajaran Berbasis Otak (Neurosains)

Pembelajaran Berbasis Otak - Contoh Nyata

🧬 Pembelajaran Berbasis Otak (Neurosains)

Menurut ilmu neurosains, otak anak tuh kayak “otot”. Makin sering dipake, makin kuat. Justru saat anak gagal dan nyoba lagi, otaknya makin aktif & nyambungin banyak “kabel” baru di kepalanya. 😎🧠

Jadi kegagalan bukan masalah, malah bikin belajar jadi lebih nempel!

Santi sering salah baca DO'A SETELAH WUDHU, tapi Bu Salmah sabar ngajarin ulang. Akhirnya lancar juga.

Ujang susah hafal bacaan shalat, tapi dia latihan tiap hari bareng temannya, akhirnya hafal juga.

Aldi selalu nulis angka 8 kebalik, tapi dia terus nyoba. Akhirnya bisa juga nulis dengan benar.

Anak-anak bikin prakarya dari kardus bekas. Awalnya jelek, tapi lama-lama hasilnya makin bagus.

Pembelajaran berbasis otak ngajarin anak untuk nggak gampang nyerah, lebih percaya diri, dan otaknya makin “terlatih” menghadapi hal baru.

Jadi, guru dan pengawas juga perlu sabar: setiap anak punya waktu sendiri buat berkembang. 🌱✨